UTS METDOLOGI SEJARAH
Nama : surip
Nim/Kelas : 074284234/B
Jurusan : Pendidikan Sejarah 2007
1. Apa beda antara kritik intern dan ekstern ? Terangkan cara untuk membuktikan keduanya !
2. Gambarkan secara singkat mengajar teknik-teknik sejarah yang disampaikan oleh Louis Gatschalk ( Bab VIII ) kemudian komentari langkah tersebut menurut Saudara!
3. Bagaimana cara yang paling baik bagi sejarawan untuk memberi sumbangan pada usaha mengerti masyarakat dan hubungannya dengan generalisasi sosial ( hal 184 ). Beri contoh pada kasus Indonesia !
4. Coba terangkan intisari metode sejarah setelah itu buatlah proposal penelitian sejarah!
Perbedaan kritik Ekstern dan Intern dan cara untuk membuktikan keduanya :
a. Kritik Ekstern
Kritik Ekstern digunakan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sumber (otentitas). Kritik ekstern digunakan untuk memperbedakan satu tipuan atau suatu misrepresentasi dari sebuah dokumen yang sejati, karena pemalsuan dokumen dalam keseluruhan atau untuk sebagian, meskipun bukan merupakan suatu hal yang biasa, namun cukup sering terjadi, sehingga seorang sejarawan yang cermat harus senantiasa waspada terhadapnya. Kritik ekstern digunakan untuk usaha menetapkan suatu teks yang akurat yang oleh para ahli filologi disebut “Kritik Teks”, sedangkan didalam studi Injil juga disebut “Kritik Rendah”, sjarawan telah meminjam teknik dari ahli filologi dan kritikus Injil.Kritik ekstern digunakan untuk mereforasi teks, yaitu dengan cara mengumpulkan beberapa copian teks, untuk kemudian dibandingkan dan dianalisis. Dalam hal ini sejarawan membutuhkan ilmu bantu sejarah, karena pada akhir-akhir ini, ilmiawan sosial seperti ahli pendidikan, anthropologi, psikologi dan sosiologi telah menerbitkan Questionaire, Poll Opinio umum, statistik mengenai penduduk dan perubahan sosial, dsb. Dan kesimpulan yang diperolh dari material semacam itu dan dari apa yang dinamakan “Dokumen Pribadi” atau otobiografi yang dikumpulkan oleh ilmiawan sosial selama ini.Kritik ekstern digunakan untuk mengidentifikasi pengarang dan tanggal.
b.Kritik intern
Kritik intern digunakan untuk meneliti keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas). Kritik intern digunakan untuk menganalisis pembuktian kebenaran sebuah fakta sejarawan. Kritik intern menggunakan Hipotesa Interogatif, karena hipotesa ini lebih baik dibandingkan dalam bentuk deklaratif, hipotesa interogatif bersifat tidak mengikat sebelum semua bukti selesai diperiksa. Kririk intern sedikit membantu sejarawan untuk memecahkan suatu masalah karena pertanyaan dalam kritik ini langsung menuju ke jawaban. Kritik intern digunakan untuk melakukan pencarian terhadap detail khusus daripada kesaksian, karena fakta sejarah harus mengandung empat aspek subyek sejarah, yaitu: aspek biografis, aspek geografis, aspek kronologis, dan aspek fungsionil. Kritik intern digunakan untuk melakukan penilaian pribadi, yaitu kemampuan dan kemauan daripada saksi untuk memberikan kesaksian yang dapat diandalkan, yang ditentukan oleh sejumlah faktor didalam personalitas dan situasi sosial, yang kadang disebut “unsur pribadinya” (personal equation). Kritik intern menggunakan aturan-aturan umum, Dimana seorang sejarawan adalah penuntut , pembela, hakim, dan juri menjadi satu. Sebagai hakim ia tidak mengesampingkan bukti apapun asal relevan. Kesaksian yang kredibel harus lulus empat ujian. Dan yang merupakan subyek pemeriksaan adalah saksi primer dan detailnya, bukan seluruh sumber sebagai keseluruhan. Kritik intern digunakan untuk menganalisis kemampuan untuk menyatakan kebenaran.
Mengajar teknik-teknik sejarah yang disampaikan oleh Louis Gatschalk
Alasan seseorang untuk mempelajari sejarah yaitu adanya rasa ingin tahu yang iseng mengenai masa lampau keluarga kita atau tempat tinggal kita, hasrat untuk menerangkan kepada diri sendiri asal-usul budaya kita, suatu minat patriotik kepada asal-usul negeri kita, kehendak untuk mengerti latarbelakang sosial dan suasana intelektuil ataupun untuk chercher la femme (atau I’homme) seorang pengarang, seniman, ilmiawan atau pemimpin besar yang karyanya telah menimbulkan rasa kagum.
Untuk mempelajari metode sejarah, seorang mahasiswa lebih baik didorong oleh minatnya sendiri daripada didorong oleh minat dosennya, tetapi seorang dosen sebaiknya mendorong kearah alasan yang secara langsung daripada alasan yang dangkal dan sementara. Seorang pemula cenderung untuk menggambarkan bahwa penelitian sejarah terdiri atas seleksi bahan-bahan dari berbagai buku atau artikel dan penyusunan kembali menjadi buku atau artikel yang lain. Teknik-teknik sejarah juga membantu seorang mahasiswa dalam memilih subyek, karena untuk keperluan mengajarkan metode sejarah, maka semakin pasti dan konkrit sesuatu subyek, semakin baik.
Seorang mahasiswa harus menyimpan didalam kepalanya sendiri bibliografi, dan dosen sebaiknya membantunya dengan meminta sesuatu daftar bibiliografi secara tertulis. Mahasiswa harus memperkembangkan beberapa kebiasaan referensi lain untuk memperoleh keabstrakan dalam sejarah. Salah satu diantaranya adalah untuk minta bantuan staf perpustakaannya. Seorang mahasiswa harus bisa membuat hipotesis, menggunakan kata yang tepat dan ungkapan yang akurat, mengedit sebuah dokumen, dan lain-lain.
KOMENTAR
Menurut saya, teknik atau langkah-langkah yang disampaikan Louis Gottschalk diatas sudah sangat bagus, karena seorang mahasiswa perlu dorongan untuk menimbulkan rasa keingintahuannya, karena pada saat ini banyak mahasiswa yang hanya memperhatikan apa yang diberikan oleh dosen saja, namun mereka tidak mempunyai rasa keingintahuan akan hal yang diberikan oleh dosen tersebut, sehingga mahasiswa tidak akan tahu apa langkah-langkah yang baik dalam penulisan sejarah. Adanya langkah yang baik, maka mahasiswa akan lebih termotivasi dan terdorong lagi untuk mempelajari sejarah. Dan langkah-langkah tersebut diatas sangat membantu mahasiswa apabila mereka ingin membuat suatu laporan penelitian sejarah yang baik dan terstruktur, apabila mahasiswa menjadikan teknik tersebut sebagai rambu-rambu dalam tulisannya, tanpa melewati salah satu langkah yang telah ditentukan.
. Bagaimana cara yang paling baik bagi sejarawan untuk memberi sumbangan pada usaha mengerti masyarakat dan hubungannya dengan generalisasi sosial ( hal 184 ). Beri contoh pada kasus Indonesia !
Cara yang paling baik bagi sejarawan untuk menyumbangkan kepada usaha mengerti masyarakat dan hubungannya dengan generalisasi sosiologi adalah dengan menemukan kontradiksi dan pengecualian dalam generalisasi ilmu social. Seorang generalisator mudah beranggapan bahwa perkecualian-perkecualian malahan membuktikan kebenaran dalilnya. Tapi kadang-kadang perkecualian merupakan satu-satunya jalan dari suatu jalan buntu logika. Karena beberapa ilmu sosial didasarkan atas contoh-contoh sejarah yang yang dipilih oleh sejarawan (atau oleh sarjana ilmu sosial sebagai sejarawan) hanya karena ia berminat pada pengertian itu atau dipengaruhi olehnya. Dari permasalahan tersebut, argumen akan disimpulkan mengarahkan sesorang untuk menemukan premis yang disimpulkan sebagai suatu interpretasi terhadap peristiwa. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan generalisasi masalah,dalam konteks masalah yang dibahas.
Contoh pada kasus di Indonesia yakni: Pada masa orde baru dalam pemerintahan Suharto yang menimbulkan suatu pro-kontra. Sebagai masyarakat Indonesia mayoritas masyarakat akan menciptakan situasi sosial yang positif dan negatif. Situasi negatif contohnya adalah kontroversi tentang supersemar. Dengan demikian, sejarawan menjadi dua kali lebih berguna dalam disiplin-disiplin yang berusaha mengerti masyarakat. Ia tidak hanya merupakan pencari data bagi ilmuan siosial, tetapi juga melakukan pengecekan terhadap validitas daripada pengertian atau konsep ilmu sosial bagi masyarakat.
INTISARI METODE SEJARAH
Intisari metode sejarah merupakan suatu kerangka berfikir atau prosedur yang dirumuskan menggunakan suatu metode ilmiah dalam penelitian sejarah. Penelitian sejarah menggunakan metode yang sudah dijelaskan diatas, langkah-langkah metode sejarah, sbb:
a) Heuristik, yaitu proses mencari dan menemukan sumber-sumber yang diperlukan.
b) Kritik, terhadap sumber terdiri dari kritik ekstern dan intern. Kritik ekstern pengujian terhadap otentikitas, asli, turunan, relevan tidaknya suatu sumber. Sedangkan kritik intern yaitu pengujian terhadap isi atau kandungan sumber. Tujuan kritik untuk menyeleksi data menjadi fakta.
c) Interpretasi, atau penafsiran. Pada tahap interpretasi sejarawan mencari saling hubung antar berbagai fakta yang telah ditemukan, kemudian menafsirkannya.
d) Historiografi, yaitu tahap penulisan sejarah. Pada tahap ini rangkaian fakta yang telah ditafsirkan disajikan secara tertulis sebagai kisah atau ceritera sejarah.
PROPOSAL PENELITIAN
DEKLARASI EKONOMI TAHUN 1963
A. Latar Belakang
Sejak awal merdeka bangsa Indonesia dalam perekonomiannya didominasi oleh perusahaan asing, sehingga menimbulkan berbagai kebijakan yang dicanangkan pemerintah bangsa Indonesia dalam mengatasi perekonomiannya. Memasuki tahun 1960 ekonomi bangsa Indonesia mengalami kemunduran yang sangat mencemaskan. Harga kebutuhan hidup selalu tinggi, sehingga perekonomian bangsa Indonesia mengalami inflasi yang melambung tinggi. Perkembangan selanjutnya, kegiatan ekonomi pada masa Demokrasi terpimpin juga dilandaskan atas strategi dasar ekonomi Indonesia yang diamanatkan dalam oleh Presiden Soekarno Deklarasi Ekonomi pada tanggal 28 Maret 1963. Latar belakang dikeluarkan Deklarasi Ekonomi adalah karena berbagai peraturan dikeluarkan pemerintah untuk merangsang ekspor (export drive) mengalami kegagalan, misalnya Sistem Bukti Ekspor (SBE). Sulitnya memperoleh bantuan modal dan tenaga dari Luar Negeri, sehingga pembangunan yang direncanakan guna meningkatkan taraf hidup rakyat tidak dapat terlaksana dengan baik.
Deklarasi Ekonomi merupakan sebagai strategi dasar ekonomi Terpimpin Indonesia yang menjadi bagian dari strategi umum revolusi Indonesia. Strategi Deklarasi Ekonomi adalah mensukseskan Pembangunan Sementara Berencana 8 tahun yang polanya telah diserahkan oleh Bappenas tanggal 13 Agustus tahun 1960. Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah Berdikari yaitu berdiri di atas kaki sendiri. Tujuan utama dibentuk Deklarasi Ekonomi adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
Pelaksanaan peraturan Deklarasi Ekonomi tersebut tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah inflasi, Deklarasi Ekonomi mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia, kesulitan-kesulitan ekonomi semakin mencolok, tampak dengan adanya kenaikan harga barang mencapai 400 % pada tahun 1961-1962, mengakibatkan beban hidup rakyat semakin berat. Kegagalan Peraturan Pemerintah disebabkan karena tidak terwujudnya pinjaman dari International Monetary Fund (IMF) sebesar US$ 400 juta, adanya masalah ekonomi yang muncul karena pemutusan hubungan dengan Singapura dan Malaysia dalam rangka Dwikora, politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara barat semakin memperparah kemerosotan ekonomi Indonesia.
Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan pogram pada tanggal 26 mei 1963 setelah dicanangkan Deklarasi Ekonomi (Dekon) pada bulan maret 1963. Deklarasi Ekonomi menghimbau para pemimpin ekonomi yang baru supaya memberi bimbingan yang positif yang setidaknya mencapai empat bidang yaitu : Penentuan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan laju pertahanan modal dalam Negeri dan Asing, pemulihan hubungan ekonomi Internasional, Penentuan kegiataan sektor ekonomi hanya pada ekonomi swasta, koperasi, dan negara.[1] Indonesia direncanakan akan sudah swasembada pangan, sandang dan kebutuhan pokok lainnya.
Deklarasi Ekonomi bertujuan untuk mengatasi keadaan ekonomi Indonesia, sehingga mendukung proses pembangunan di Indonesia, selain itu mencanangkan Deklarasi Ekonomi ( Dekon) diharapkan dapat mengatasi laju inflasi. Tujuan yang hendak dicapai bukanlah sekedar mencetuskan suatu terobosan ekonomi, melainkan untuk mendorong perkembangan masyarakat secara menyeluruh artinya untuk mencapai “Demokrasi Nasional” yang kemudian akan menuju tahap sosialis Indonesia.[2]
Deklarasi Ekonomi membenarkan pentingnya untuk memperbaiki potensi rakyat dan untuk mewujudkan cita-cita ekonomi sosialis Indonesia itu bisa tercapai setelah Imperialisme dan Feodalisme dapat dihancurkan secara total baik didalam negeri maupun di luar negeri Indonesia sendiri. Presiden Soekarno beranggapan bahwa Imperialisme dan Feodalisme akan mensengsarakan bangsa Indonesia.
Penelitian tentang Deklarasi Ekonomi tahun 1963 ditekankan pada tentang : kondisi ekonomi tahun 1960-an, kebijakan ekonomi sebelum Deklarasi Ekonomi, Latar Belakang di keluarkan Dekon 1963, dan Kebijakan Deklarasi Ekonomi 1963, pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah diterapkanya Kebijakan Deklarasi Ekonomi tahun 1963 terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia, untuk menghindari kecurigaan adanya duplikasi terhadap tema yang diteliti dan menunjukan Organalitas masalah yang diteliti dengan peneliti terdahulu dan mencatat aspek-aspek peneliti dalam pustaka yang dikaji. Pada penelitiannya peneliti (Priyon Budi Utomo) yang berjudul tentang : Kegagalan Perekonomian Demokrasi Terpimpin Studi Tentang Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Mengambarkan garis besar tentang : Aspek pemikiran yang melatar belakangi tindakan kontrovesional Soekarno, sedangkan aspek ekonomi kurang dibahasi secara mendetail dan peran / tindakan-tindakan Soekarno sebagai Presiden masa Demokrasi Terpimpin. Dari penelitian tersebut, peneliti melihat adanya perbedaan judul maupun isi yang dibahas.
- Batasan Masalah
Agar dalam penulisan ini lebih fokus, maka dalam batasan masalah ini peneliti membatasi masalah ini yaitu tentang kebijakan ekonomi tahun 1963 yang dikenal dengan Deklarasi Ekonnomi. Waktunya dalam penelitian ini dibatasi hanya tahun 1963 karena pada tahun 1963 dilaksanakan kebijakan Deklarasi Ekonomi oleh Presiden Soekarno yang bertujuan untuk merangsang perekonomian Indonesia supaya lebih baik dan menkondisik stabilitas bangsa agar tidak terjajah oleh bangsa asin lagi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,analisis rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah latar belakang di keluarkanya Deklarasi Ekonomi pada tahun 1963?
2. Bagaimana pelaksanaan Deklarasi Ekonomi pada tahun 1963?
3. Bagaimana pengaruh Deklarasi Ekonomi pada tahun 1963 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan latar belakang dikeluarkanya Deklarasi Ekonomi pada tahun 1963.
2. Mendiskripsikan pelaksanaan Deklarasi Ekonomi pada tahun 1963.
3. Menganalisis pengaruh Deklarasi Ekonomi pada tahun 1963 terhadap perekonomian Indonesia .
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penelitian sejarah lebih banyak lagi mengenai Deklarasi Ekonomi tahun 1963 bagi para generasi muda penerus bangsa, sehingga dapat memacu semangat peneliti-peneliti berikutnya.
2. Bagi publik
Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta membuka cakrawala baru tentang kebijakan Deklarasi ekonomi tahun 1963 sehingga mata masyarakat terbuka akan pentingnya peranan ekonomi di tengah-tengah mereka
F. Metode Peneliti
Penelitian ini berusaha merekonstruksi tentang peristiwa Deklarasi Ekonomi Dalam Pidato Presiden Soekarno. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah terdiri dari empat tahap yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.[3]
Tahap heuristik, merupakan tahap mencari dan menemukan sumber-sumber yang diperlukan. Dari sumber-sumber itulah sejarawan akan mendapatkan data atau keterangan tentang masa lampau dalam kerangka disiplin sejarah. Sumber-sumber yang dicari diantarnya : Lembaran Negara RI Tahun 1963 No 30, Lembaran Negara RI Tahun 1963 No31, Lembaran Negara RI Tahun1963 No.32, Lembaran Negara RI Tahun 1963 No.38, Lembaran Negara RI Tahun 1963 No.39.
Sumber-sumber penelitian ini dikumpulkan dari hasil penelusuran di ANRI dan Perpustakaan Nasional Jakarta, Perpustakaan Surabaya, dan Perpustakaan Unesa. Langkah berikutnya setelah peneliti berhasil memperoleh sumber-sumber yang dianggap relevan untuk kepentingan kajian atau studinya ialah, melakukan klasifikasi. Pada tahap ini peneliti berhasil menemukan sumber-sumber primer seperti yang telah diuraikan pada tahap heuristik diatas.
Setelah sumber atau data sejarah dikumpulkan tahap berikutnya adalah melakukan kritik sumber. Pada tahap kritik sumber sejarah, peneliti melakukan pengujian terhadap keabsahan sumber sejarah, baik sumber primer, sekunder atau tersier dengan cara menyeleksi, menilai dan memilah-milah untuk mendapatkan sumber sejarah yang relevan dengan tema yang diteliti. Kritik yang digunakan pada tahap ini adalah kritik intern. Selanjutnya peneliti membandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya untuk mencari persamaan dan kesinambungan fakta, sehingga sumber-sumber yang diperoleh saling melengkapi.
Interpretasi, tahap untuk mencari obyektifitas dari fakta-fakta sejarah yang dikumpulkan dan diperlukan dalam penulisan. Interpretasi atau penafsiran dilakukan dengan cara menyusun hubungan antar fakta yang telah diteliti dengan asumsi imajinasi tentang fakta-fakta yang ada kesesuaian dengan tema penelitian. Data yang ada dibandingkan kemudian ditarik fakta sejarah berdasarkan Coherence Theory of Truth.
Historiografi, tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan berhasil atau tidaknya penelitian, di sini penulis dituntut untuk mengerahkan semua kekuatan intelektual yang ada dalam membuat diskripsi analitis serta teori-teori yang nantinya dapat menghasilkan suatu bentuk penulisan sejarah yang utuh.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri dari lima bab, secara garis besar disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I pendahuluan :
Berisi tentang : latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Perekonomian Indonesia Tahun 1960-an.
Berisi tentang : kondisi ekonomi tahun 1960-an, kebijakan ekonomi sebelum Deklarasi Ekonomi.
Bab III Kebijakan Deklarasi Ekonomi Indonesia Tahun 1963
Berisi tentang : Latar Belakang di keluarkan Dekon 1963, dan Kebijakan Deklarasi Ekonomi 1963.
Bab IV Pengaruh Kebijakan Dekon 1963 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
Berisi tentang : Ekonomi Indonesia tahun 1963, Kondisi sosial dan Kondisi politik masyarakat Indonesia tahun 1963.
Bab V Penutup
Berisi tentang : kesimpulan –kesimpulan, dan berbagai saran yang positip yang membangun skripsi ini.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tahun 1960 Indonesia mengalami keterpurukan dalam bidang ekonomi yang diakibatkan oleh pemerintah tidak memperhatikan ekonomi Indonesia,akan tetapi perhatianya hanya ditunjukkan pada bidang politik. Akhirnya pemerintah melakukan usaha-usaha untuk melakukan pengendalian moneter . Ekonomi Indonesia mengalami keterpurukan total yang diakibatkan tingkat inflasi yang sangat tajam yaitu mencapai 650%. Sehingga, presiden soekarno menerapkan kebijakan Deklarasi Ekonomi. Deklarasi Ekonomi adalah berbagai peraturan yang dikeluarkan pemerintah untuk merangsang ekspor yang mengalami kegagalan. Sulitnya memperoleh bantuan modal dan tenaga dari luar negeri sehingga pembangunan yang direncanakan guna meningkatkan tarap hidup rakyat terlaksana dengan baik.
Pada awal tahun 1960 pemerintah Indonesia berusaha mengadakan pengendalian inflasi yang melambung tinggi,tetapi usaha tersebut tidak berhasil. Akhirnya pada tahun 1963 usaha tersebut tidak dijalankan dengan baik sehinggga, bangsa Indonesia mengalami hiper inflasi. Presiden Soekarno punya keyakinan bahwa dengan mencanangkan Deklarasi Ekonomi maka cita-cita ekonomi sosialis Indonesia akan tercapai setelah imperialisme dan feodalisme dihancurkan secara total,baik di Indonesia maupun luar negeri Indonesia. Pada tanggal 1 Mei 1963 terjadi dua perkembangan yang sanggat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu pertama Indonesia menerima kekuasan politik atas Irian Barat dan Belanda. Kedua keadaan perang yang darurat perang yang memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada anggkatan besar bersenjata dan menempatkan pemerintah sipil dikekuasaan militer sejak Indonesia merdeka sampai awal tahun 1950 yang bergerak dengan cepat. Hal ini diakibatkan banyaknya uang yang beredar dan jumlah barang yang sedikit dan kurang pekerja yang berkopetensi dalam bidang pekerjaanya, adanya pasar dalam negeri yang dilanda oleh barang –barang impor hasil luar negeri tampa batas yang mengakibatkan tidak ada tempat industri dalam negeri sendiri.
Akhirnya bangsa Indonesia menghadapi gejolak sosial, politik dan keamanan yang sangat dahsyat, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang diperhatikan. Kegiatan ekonomi masyarakat sangat rendah, dan perusahaan-perusahaan besar saat itu merupakan perusahaan peninggalan penjajah yang mayoritas milik orang asing, dimana produk berorientasi pada ekspor. Kondisi stabilitas sosial- politik dan keamanan yang kurang stabil. Puncak kegagalan pembangunan ekonomi Orde lama adalah terjadi inflasi yang mencapai lebih 500%.
DAFTAR PUSTAKA
A. Arsip :
Lembaran Negara RI Tahun 1963 No 30
Lembaran Negara RI Tahun 1963 No31
Lembaran Negara RI Tahun1963 No.32
Lembaran Negara RI Tahun 1963 No.38
Lembaran Negara RI Tahun 1963 No.39
Lembaran Negara RI Tahun 1964 No 71
Lembaran Negara RI Tahun 1964 No.72
Lembaran Negara RI Tahun1965 No.102
Lembaran Negara RI Tahun 196 No.99
Lembaran Negara RI Tahun 1966 No.4
Lembaran Negara RI Tahun 1966 No 10
Lembaran Negara RI Tahun 1966 No.11
Lembaran Negara RI Tahun 1966 No.36
Lembaran Negara RI Tahun 1966 No 43
Lembaran Negara RI Tahun 1967 No.1
Lembaran Negara RI Tahun1967 No.2
Lembaran Negara RI Tahun 1967 No.5
Lembaran Negara RI Tahun 1967 No.15
Lembaran Negara RI Tahun 1967 No 16
Lembaran Negara RI Tahun 1967 No.21
Lembaran Negara RI Tahun 1967 No 34
B. Koran/ Majalah :
Sketmasa tahun 1963-1967
Suluk tahun 1963
Harian Rakyat tahun 1963
C. Buku :
Benny G.Setiono. 2003 Tionghoa Dalam Pusarn Politik, Jakarta : Elkasa.Booth
Anne Booth dan Peter Mc Cawley. 1987. Ekonomi Indonesia baru Jakarta : LP3ES.
Hill Hal. 2001 Ekonomi Indonesia . PT Rajagrafindo Pustaka: Jakarta .
Linbald J Thomas. 1991. “Sejarah Ekonomi Modern Indonesia sebagai Tantangan Baru”, Jakarta : LP3ES.
Manulang. M . 1985.Ekonomi Moneter : Ghalia Indonesia.
Marwati Djhoned Poesponegoro dan Nugroho N. 1993, Sejarah Nasional Indonesia IV, Jakarta ; Balai pustaka Pelajar.
Mochar Mas’oed. 1993, Ekonomi dan Struktur Politik Orde Baru 1966-1971, Jakarta Press.
Mohammad Saldi. 1983, Evaluasi Perekonomian Indonesia 1978-1981, PT: Bina Aksara IKAPI.
P.C.Suroso.M. 1977, Perekonomian Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Rahbini j. didik. 2001, Ekonomi di Era Transisi Demokrasi : Ghalia Pustaka.
Riklefs M.C.1981, Sejarah Indonesia Modern : Gajh Mada University Press.
Roean.1963, Deklarasi Ekonomi dengan Peraturan-Peraturan Ekonomi Irian Barat. Jaksa Ekonomi Indonesia: Jakarta
Selo Soemardjan, Gerakan 10 Mei, Bandung .
Winardi . 1972, Ekonomi Modern, Bandung.